Andai Aku Jadi Menteri Koperasi


Pembahasan saya kali ini mengenai “Andai Aku Jadi Menteri Koperasi”. Artikel ini saya tulis dengan tujuan menyelesaikan tugas dari dosen sofskill saya. Sejujurnya, saya sendiri belum begitu paham mengenai pengkoperasian di Indonesia, apalagi berandai menjadi pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu marilah kita sedikit mengulas mengenai hal-hal apa yang perlu dibahas dalam topik ini. 

Sebelumnya, saya akan menjelaskan sedikit mengenai apa itu koperasi? Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah  Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.  

Koperasi secara sistem telah diperkenalkan di Indonesia, atau Hindia Belanda sejak pertengahan abad ke-19. Pada perkembangannya, filosofi koperasi kemudian diadopsi sebagai sistem perekonomian negara Indonesia setelah merdeka, seperti bagaimana dijelaskan dalam dasar negara (UUD 45): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Usaha bersama dan azas kekeluargaan merupakan ciri khas koperasi yang diharapkan mampu membangun Indonesia yang baru saja lahir agar mampu mandiri secara ekonomi. Gerakan koperasi secara resmi dideklarasikan pada 14 Juli 1947

Lantas, apa tugas dan fungsi kementerian koperasi di Indonesia?

Tugas
Tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara pasal 552, 553 dan 554, yaitu: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi
  •  Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
  • Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah;
  • Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
  • Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; dan 
  • Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sesuai dengan undang-undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah.
Dilihat dari tugas dan fungsi diatas, kita tahu bahwa menteri koperasi berperan penting dalam membantu mensejahterakan rakyat. Namun sayangnya kondisi  koperasi di Indonesia saat ini masih jauh dari kata memuaskan. Mengapa? Padahal berbagai paket program bantuan dari pemerintah  telah diberi untuk Koperasi-koperasi di indonesia seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, juga “paket program” dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini untuk terus maju. Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut.  koperasi yang berkembang sejak jaman berdirinya koperasi indonesia sampai sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi usaha besar yang seperti pelaku ekononomi yang besar.  Hal ini patut jadi bahan perhatian pemerintah khusunya menteri koperasi.  

Setelah hampir 68 tahun koperasi eksis dan dipraktikan di Indonesia, bahkan dijadikan sebagai filosofi dasar perekonomian negara, belum ada satupun koperasi Indonesia yang dapat masuk ke jajaran koperasi elit kelas dunia atau bahkan dapat dikategorikan sebagai koperasi sehat dengan skala ekonomis besar. Ironis memang, mengingat sistem ekonomi koperasi didaulat sebagai suatu sistem ekonomi yang paling cocok dengan sistem perekonomian nasional Indonesia. Kebanyakan di Indonesia koperasi cenderung dipaksakan untuk hadir, karena merupakan dasar perekonomian negara, bukan sebagai usaha murni dan niat sungguh-sungguh dari masyarakat. Efeknya, koperasi cenderung banyak yang tidak dikelola secara profesional bahkan tidak jarang menjadi alat keuntungan sebagian kelompok saja. Pengelolaan yang tidak profesional, tidak transparan, serta terlalu banyak campur tangan pemerintah menjadikan banyak koperasi asal jadi; hidup segan mati tak mau. Koperasi di negara-negara maju menguasai berbagai sektor perekonomian. Koperasi konsumsi merupakan pionir dari penciptaan rantai perdagangan moderen di berbagai negara Eropa khususnya negara-negara Skandinavia. Di negara-negara seperti Prancis, Austria, Finlandia dan Siprus; koperasi menguasai sektor perbankan. Menurut data International Co-operative Alliance, pangsa pasar dari bank-bank koperasi mencapai sekitar sepertiga dari total bank yang ada. Sebagai contoh, dua bank terbesar di Eropa, yaitu: Credit Agricole di Prancis dan RABO-Bank di Belanda dimiliki oleh koperasi. Lantas, apakah Indonesia tidak mungkin bersaing dengan koperasi-koperasi maju diatas? Tentu saja mungkin. Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk yang besar serta sumber daya yang melimpah. Hal ini menjadi sisi positif bukan?

Selanjutnya saya akan membahas kelemahan apa sajakah yang dimiliki koperasi di Indonesia

Kelemahan Koperasi Di Indonesia
  •  Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.
  •   Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi.
  •  Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
  •  Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.

Nah, jika saya seorang menteri koperasi saya akan memperbaiki kelemahan-kelemahan diatas. Lalu bagaimana caranya? Pertama-tama untuk mewujudakan koperasi yang yang sejahtera dibutuhkan modal yang cukup untuk menjalankan kinerjanya secara optimal. Karena itulah negara harus berani menggelontorkan dana yang yang tidak sedikit untuk membantu mengembangkannya. Karena apabila kelak koperasi menuai keberhasilan maka negara pasti memperoleh banyak dampak positifnya. Setelah itu kita perlu mengevaluasi manajemen pengelolaannya. Seharusnya koperasi dikelola secara profesional sehingga mampu bersaing atau bahkan melebihi perusahaan-perusahaan konvensional dikarenakan koperasi memiliki keunggulan lebih, yaitu kesetiaan anggota dan azas kebersamaan. Faktor kunci pengelolaan koperasi terletak pada komitmen anggota.Anggota berperan dalam:
  • Menjaga kebersamaan, saling dukung dalam semangat kekeluargaan
  • Mendukung usaha koperasi dan merawat koperasinya.
  •  Meningkatkan kualitas SDM, (pendidikan, kaderisasi, dll)

Saya akan memperbaiki kualitas pengawasan karena pengawas sangat mempengaruhi keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya. Secara ideal selayaknya anggota koperasi sebagai pemilik dapat melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi, namun dalam pelaksanaannya secara spesifik fungsi pengawasan dalam koperasi dilakukan oleh Pengawas. Bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Berwenang meneliti catatan yang berkaitan dengan organisasi, keuangan dan usaha koperasi.

Menurut saya, hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam prinsip- prinsip koperasi di Indonesia yaitu:
  • Pengelolaan dilakukan secara Demokratis. Selain untuk memenuhi kebutuhan aspirasi ekonomi dan sosial anggota, koperasi sangat berperan dalam upaya pemerataan hasil-hasil kebutuhan pembangunan.
  •  Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota
  • Pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal
  •  Kemandirian
  • Pendidikan perkoperasian
  •  Kerjasama antar koperasi

Perkembangan koperasi secara nasional di masa datang diperkirakan menunjukkan peningkatan yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komiten yang kuat untuk membangun koperasi yang mampu menolong dirinya sendiri sesuai dengan jatidiri koperasi. Hanya koperasi yang berkembang melalui praktek melaksanakan nilai koperasi yang akan mampu bertahan dan mampu memberikan manfaat bagi anggotanya.
Prospek koperasi pada masa datang dapat dilihat dari banyaknya  jumlah koperasi, jumlah anggota  dan jumlah manajer, jumlah modal,volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi, sangat prosfektif untuk dikembangkan.
Karena pembangunan koperasi adalah proses memerlukan waktu panjang, konsestensi, komitmen  dan kesabaran yang cukup tinggi. Koperasi tidak bisa dibangun dalam waktu singkat dan parsial. Namun semoga ke depannya koperasi di Indonesia menjadi lebih baik sehingga dapat memenuhi harapan kita semua.

   

Daftar Referensi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar