Bagaimanakah Koperasi Yang Ideal Itu?



Kali ini saya akan membahas tugas sofskill mata kuliah ekonomi koperasi dengan judul “Bagaimanakah Koperasi yang Ideal itu?” Berikut penjabarannya.

Koperasi adalah sebagai suatu badan usaha yang berdasarkan atas asas kekeluargaan, haruslah dapat dibentuk dengan tujuan dan dikelola secara baik serta profesional. Pelbagai tindakan perlu dilakukan dalam membentuknya.
Menurut bapak koperasi Indonesia Bung Hatta, sifat-sifat yang diperlukan untuk mengembangkan koperasi dengan sejahtera itu adalah:
  1. Rasa solidaritas dan setiakawan. Rasa solidaritas itu kuat dalam desa-desa Indonesia, tetapi lemah di kota-kota atas pengaruh individualisme yang datang dari luar dan diperkuat oleh cara hidup. Sebab itu pada koperasi di kota-kota diperkuat pengertian kejujuran itu.
  2. Individualitas, tahu akan harga diri. Individualitas bukan individualisme, bukan tabiat yang mendahulukan orang seorang daripada masyarakat. Individualitas itu lemah di desa-desa indonesia atas pengaruh kolektivisme yang mendahulukan kepentingan bersama. Orang se-orang segan maju kemuka, sekalipun suara yang akan dikemukakannya mengenai kepentingan umum. Sebab itu pendidikan individualitas, tahu akan harga diri, perlu diutamakan pada koperasi desa. Orang se-orang dimana perlu harus berani maju kemuka, mengeluarkan pendapat untuk kepentingan bersama.
  3. Kemauan dan kepercayaan pada diri sendiri dalam persekutuan untuk melaksanakan “self-help” dan oto-aktivitas, guna kepentingan bersama.
  4. Cinta kepada masyarakat yang kepentingannya harus didahulukan dari kepentingan diri sendiri atau golongan sendiri.
  5. Rasa tanggung jawab moril dan sosial. 

Selain dari sifat-sifat yang diperlukan ini untuk menjadi orang koperasi, perlu pula pemimpin-pemimpin koperasi dan anggota koperasi memperoleh pembawaan bagaimana orang melaksanakan koperasi dalam praktek. Orang koperasi dalam negara kita yang berdasarkan pancasila hendaklah bukan hanya orang yang mempunyai cita-cita bagi kemakmuran negara dan masyarakat, melainkan juga orang yang praktis dan jujur. Oleh sebab itu sifat-sifat yang diperlukan di dalam membangun koperasi, para anggotanya harus memiliki rasa tanggung jawab dan mempunyai sifat solidaritas dan selalu memikirkan kepentingan bersama agar koperasi tersebut terus berkembang.

keberhasilan koperasi tidak terlepas dari proses pendirian nya serta adanya kebutuhan bersama dari anggota yang diwujudkan dalam tujuan bersama koperasi atau yang biasa dikenal dengan genuine cooperative. Proses merupakan hal terpenting dalam pencapaian keberhasilan, begitu pula dengan keberhasilan sebuah koperasi. Disadari atau tidak perkembangan koperasi hingga mencapai bentuknya seperti sekarang ini tidak terlepas dari proses perjalanan panjang. Penyusunan strategi dalam hal apapun, khususnya pada koperasi tidak terlepas dari rangkaian berbagai kejadian pada masa yang lalu sebagai pelajaran dan juga pertimbangan pada masa yang akan datang. Demikian pula dalam menyusun strategi pemberdayaan dan pengembangan koperasi tidak terlepas dari perjalanan berdirinya hingga kini. Pada intinya, dengan mengetahui proses yang berjalan dari awal pendirian sebuah koperasi maka para anggota akan lebih mengetahui latar belakang pendirian koperasi, jati diri dan prinsip – prinsip koperasi tersebut serta pengalaman – pengalaman yang mampu diambil dari proses yang ada guna dijadikan bahan pembelajaran untuk mencapai suatu keberhasilan sebuah koperasi. Selain itu, Koperasi dapat berhasil apabila memenuhi kriteria aspek mikro dan aspek makro. Kriteria aspek mikro adalah berkaitan dengan fungsi dan aspek – aspek pendukungnya yakni guna memenuhi kebutuhan dari para anggota sehingga mampu mensejahterakan anggota – anggota nya. Kriteria aspek makro melihat keberhasilan koperasi dari perannya dalam pembangunan perekonomian nasional. Keberhasilan sebuah koperasi sangat dipengaruhi oleh proses pendirian koperasi itu sendiri dan terdapatnya tujuan koperasi untuk mensejahterakan anggota nya berdasarkan kebutuhan bersama dari pada anggota nya tersebut. Pendidikan dan pelatihan perkoperasian merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen SDM koperasi (wirakoperasi) yang mutlak diperlukan dalam pengembangan koperasi dalam jangka panjang. Pemahaman yang utuh terhadap koperasi dari anggota sebagai dampak kinerja pendidikan dan latihan, serta kinerja manajerial yang profesional sebagai outcomes pendidikan manajemen, sangat berpotensi menciptakan kepercayaan anggota.
Setiap koperasi harus mampu menunjukkan jati dirinya sebagai badan usaha yang dibentuk untuk tujuan mulia dan demi kepentingan bersama berdasarkan ajaran Allah SWT. Citra sekaligus idealisme yang berlandaskan moral dan ajaran agama harus selalu diutamakan agar tidak terjebak dalam urusan yang akan merosakkan koperasi.
Semua itu menjadi penting kerana selama ini ada kecenderungan koperasi dibentuk dengan tujuan yang terkadang menyimpang dari asas-asas perkoperasian itu sendiri. Bahkan terdapat juga koperasi yang ditubuhkan sekadar alat untuk mencari keuntungan peribadi atau dikelola dengan cara yang tidak profesional.
Banyak faktor yang menentukan maju-mundurnya koperasi, namun salah satu faktor yang sangat menentukan adalah faktor pengelolaan dari koperasi itu sendiri. Jika pengelolaan koperasi dilakukan secara sehat, maka koperasi pun akan berkembang secara sehat pula. Pengelolaan koperasi yang sehat akan bisa dilaksanakan jika baik para pengelola maupun para anggota koperasi tersebut, memperhatikan atau berpegang pada tiga kriteria tingkat kesehatan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Untuk mewujudkan koperasi yang dapat berkembang secara positif tidaklah semudah yang dijangkakan. Perlu ada kerjasama antara pengurus dan ahli serta majunya sesuatu koperasi pada dasarnya ditentukan oleh :
  1. Tujuan pembentukkan koperasi itu sendiri. Ia haruslah ideal, sesuai dengan keadaan dan yang paling penting dipersetujui oleh semua ahli.
  2. Komitmennya pengurus dan ahli terhadap koperasi, tujuan positif, peraturan dan pengembangannya. Dalam hal ini setiap pengurus harus memiliki idealisme dengan dasar moral yang baik. Dengan idealisme itulah mereka akan memiliki komitmen yang baik terhadap perkoperasian.
  3. Profesionalismenya pengurus dalam pengurusan koperasi dan mengetahui tuntutan semasa.
Lantas, bagaimanakah koperasi yang ideal itu?
  • Adanya kesadaran sekurang-kurangnya pengertian pada anggota bahwa mereka memiliki koperasi dan bersedia ikut serta pada kegiatan-kegiatan koperasi.
  • Adanya kesadaran koperasi untuk hidup atas dasar anggaran dasarnya.
  • Ketiga alat perlengkapan koperasi, ialah rapat anggota, pengurus dan badan pemerintah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
  • Bagian-bagian dalam koperasi bekerja normal dalam hubungan organik.
  • Adanya komunikasi yang lancar antara para pengurus, antara pengurus dengan anggota dan antara sesama anggota, yang tercermin pada administrasi dan managemen.
Koperasi yang ideal adalah suatu koperasi yang dibentuk dengan semangat kesamaan dan dijadikan bahan yang potensi untuk:
  • Melakukan kegiatan ekonomi (usaha) bersama bagi kepentingan (untuk memenuhi keperluan) bersama dengan semangat kekeluargaan, gotong royong dan musyawarah.
  • Meningkatkan persatuan dan kesatuan di kalangan ahli serta berbagai pihak yang ada.
  • Belajar melakukan kegiatan ekonomi (usaha) -bagi yang belum pernah melakukan kegiatan usaha.
  • Membantu khususnya ahli dalam memenuhi kehendak ekonominya. Termasuk masalah kewangan.
  • Memantapkan orentasi yang positif pada diri ahli agar koperasi dapat dijadikan sebagai suatu unit kegiatan bersama.

Daftar Pustaka
https://uthmdehati.wordpress.com/2008/12/24/koperasi-yang-ideal/


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar