Saat ini diabad yang sering
disebut sebagai generasi melek internet, tentunya kita sudah tak asing dengan
media sosial. Ntah itu line, bbm, path, instagram, dll. Penggunanya pun berasal
dari semua kalangan, muda ataupun tua. Bahkan sekarang ada fenomena anak hits
yang berasal dari media sosial, biasanya dari instagram. Kita sering
menyebutnya artis instagram. Kita juga sering menemukan meme-meme lucu yang
sarat akan hiburan atau sindiran. Ada pula artikel-artikel berisi pengetahuan atau hoax kekinian. Namun,
saya tidak akan membahas mengenai suguhan yang terdapat di dalam media sosial.
Saya lebih tertarik membahas mengenai perilaku masyarakat kekinian yang
gemarnya menghujat orang lain di media sosial atau disebut pembullian. Pembullian
merupakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku bullying secara fisik ataupun
mental terhadap orang lain. Kali ini saya akan fokus pada pembulian di
instagram.
Tentunya kita sering kali
melihat anak-anak hits atau artis instagram atau malah artis beneran yang
mengupload foto dengan kolom komentar penuh dengan pujian atau sindiran.
Sindiran-sindiran itu pun berisi kebencian mereka terhadap si empunya akun atau
sering disebut hater. Padahal para hater itu pun tidak mengenal si pemilik akun
dengan baik. Atau bahkan hanya ikut-ikutan berkomentar. Banyak sekali
kalimat-kalimat kasar yang tidak pantas mencuat dimana-mana. Padahal untuk
mengkritik pun ada etikanya. Saya ingat ketika sekolah dalam bahasa indonesia
ada diajarkan bagaimana memberikan tanggapan berupa kritik dan saran dengan
baik dan benar. Namun sepertinya
pelajaran itu sulit sekali diterapkan atau memang malas diterapkan. Apa
susahnya sih untuk menulis tanggapan di kolom komentar itu dengan sopan.
Mungkin karena via media sosial yang notabane nya tidak saling kenal maka kita
lebih berani ikut-ikutan dalam aksi bullying tersebut. Sikap bulli ini bisa
menjadi kebiasaan buruk dalam diri kita. Kita pasti tau kalau mencaci,
mencemooh, dan memfitnah itu perbuatan tercela. Tidak ada yang diuntungkan.
Kalau kita membulli seseorang lewat akun atas hal-hal yang dilakukannya, lantas
apakah orang tersebut akan berubah?. Saya rasa tidak. Hal itu hanya menambah
dosa kita, membuang-buang waktu, dan menjatuhkan martabat kita sendiri dengan
menyia-nyiakan kemampuan pola pikir kita dengan aksi bullying tersebut. Kita
sering kali marah apabila melihat video pembulian anak-anak remaja yang beredar.
Kita menyumpahi si pelaku habis-habisan, sangat memalukan dan tak berperasaan.
Lalu apa bedanya dengan komentar kasar yang dilontarkan via akun itu?. Saya
rasa itu sama saja. Memalukan dan tak berperasaan. Lucunya lagi pelaku bullying
itu banyak berasal dari orang-orang berpendidikan, anak sekolahan sampai yang
bergelar sekalipun. Apa gunanya kita belajar bertahun-tahun, mendalami ilmu
budi pekerti dan agama kalau itu saja tidak tau. Tunjukkanlah kalau kita manusia
bermartabat dan berpendidikan. Jangan hanya bisa membulli orang lain tanpa
sebab yang jelas. Memangnya sebegitu tidak ada kerjaan nya kah kita sampai mengurusi
kehidupan akun orang dan stalking setiap hari. Kita pun tidak jauh lebih baik
dari orang-orang yang dibully itu.
Kalau tidak bisa berbicara yang
baik lebih baik diam. Saya rasa kalimat tersebut sangat tepat. Karena ucapan
adalah doa. Sebagai mahluk yang di
anugerahi akal pikiran tentunya kita bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Bullying
merupakan perbuatan buruk. Jadi stop bullying!. Pelajari cara menyampaikan
kritik dan saran sekali lagi. jangan menghakimi orang lain lewat aksi bullying.
Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya? (QS: At-Tin; 8). Wassalam, Semoga
bermanfaat^^
0 komentar:
Posting Komentar