Hai..dalam
tulisan kali ini saya akan mengangkat topik mengenai “Kejatuhan Moral Anak Jaman
Sekarang”. Well, seperti judulnya hal ini pasti sudah menjadi hal yang mudah
sekali digambarkan. Kita pasti sering mendengar orang-orang tua yang melihat
kelakuan aneh anak-anak zaman sekarang dengan mengelus dada sambil istighfar
dalam hati dan geleng-geleng kepala. Hahha...lucu juga sih, tapi terkadang
tingkat kelakuan anak-anak itu juga ada yang sampai di luar akal sehat. Dengan
kata lain “annoying”.
Yang
pertama kita mulai dari sosial media. Indonesia merupakan negara dengan tingat
penggunaan sosmed kedua terbesar di dunia. Menjadi hal yang wajar apabila
setiap orang memiliki akun sosmed. Masyarakat nggak bisa lepas dari yang
namanya sosmed. Tapi yang jadi masalah bukanlah sosial media nya, tapi
penggunanya. Terkadang hal-hal spele yang kita upload ke sosmed malah jadi
annoying buat orang lain dan mengganggu.Ya bayangin aja masa masih SD udah
ngupload foto di sosial media dengan pose yang gimanaaa banget gitu.
Menggunakan style pakaian yang nggak sesuai umurnya dan make up yang mempertua
wajah aslinya. Mau jadi apa kamu dek..Bersikaplah sesuai umurmu dan dewasalah
pada waktunya. Hahha..jadi berasa tua. Belum lagi anak-anak sekarang yang “gila
sosmed”. Semua kegiatan yang dilakukan dari pagi sampai pagi lagi diharus di
update ke segala bentuk sosial media yang ada. Ntah itu di Path, Instagram,
Twitter, Line, Facebook, dan kawan-kawannya. Apalagi kebanyakan yang di update
itu keluhan-keluhan nggak berujung. Kita semua kan tau kalau ucapan adalah doa.
Jadi sudah sewajarnya kita menjaga ucapan dong. Tapi kenapa sekarang ucapan-ucapan
yang harus dijaga malah diumbar ke sosial media. Belum lagi perang status
dengan kalimat kasar yang nggak pantas. Think again ok! Kita sebagai makhluk
hidup dengan kelebihan akal dan hati nurani harus mampu bersikap sebagaimana
makhluk terhormat. Bukankah lebih baik kalau akun sosmed kita diisi dengan
update-update positif. Bukannya update negatif yang jadi spam di beranda orang.
Yang
kedua bisa kita lihat dengan kebiasaan merokok yang sepertinya sudah sangat
lumrah dalam masyarakat kita. Kalau yang merokok para dewasa yang
berpenghasilan sendiri kita mau bilang apa. Di luar dari masalah itu menganggu
non perokok pada umumnya. Tapi yang saya mau bahas ialah anak-anak sekolahan
yang udah kenalan sama yang namanya rokok. Mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Bayangin, SD? Saya pernah berjalan kaki hendak pulang kerumah dari suatu tempat
dan dari jalan saya melihat seorang anak SD mengacungkan rokoknya ke arah saya
dan menghisapnya dengan bergaya ala orang dewasa. Nggak bisa dipungkiri mungkin
itu ia tiru dari orang-orang disekitarnya. Saya cuma bisa geleng-geleng kepala
dan menggerutu. Kalau orang tua mu tau bagaimana reaksi mereka dek.
Yang
ketiga kurangnya rasa hormat kepada orang tua. Anak sekarang kalau disuruh
orang tuanya beresin kamar udah ngeluh-ngeluh. Dimintain tolong emaknya beliin
garam ke warung ogah-ogahan. Lebih milih antar-jemput pacarnya kemana-mana atau
hang out bareng teman-temannya. Miris banget.
Yang
keempat tingginya kemalasan dalam belajar. Hal ini menjadi suatu tantangan diri
dalam setiap orang termasuk saya. Kita dengan mudahnya menyepelekan tugas dan
ujian, malas membaca buku, tidak memperhatikan guru di kelas. Bukannya belajar
yang ada malah main diluar sampai malam, sibuk dengan gadget dan lain-lain.
Yang
kelima mengenai fashion. Mungkin karena mudahnya budaya asing yang masuk
sehingga sangat mudah pula mempengaruhi gaya hidup anak sekarang termasuk gaya
berbusana. Kita bisa melihat dimana-mana banyak sekali remaja-remaja putri
dengan pakaian kurang bahan berlenggok kesana-kemari tanpa rasa malu. Hanya
bermodalkan tank top dan hotpants mereka dengan bangganya menaikkan dagu
tinggi-tinggi. Kitakan hidup di negara berbudaya. Dengan menjunjung tinggi adat
Timur yang sangat membanggakan. Emangnya nggak masuk angin? Emangnya nggak
sanggup beli bahan? Apalagi Indonesia itu terbilang panas, enggak sayang kulit
apa?. Gaya berpakaian menunjukkan kepribadian. Kita nggak mau dibilang
cabe-cabean kan? Atau dikatain balik lagi ke jaman Zahiliyah?
Yang
keenam minimnya pengetahuan agama. Soal agama memang harus ditanamkan sejak
kecil. Bermula dari didikan keluarga. Tapi sekali lagi kita sering sekali
mendapati anak-anak sekarang yang cuek bebek dengan urusan agamanya. Bukan
apa-apa, tapi agama pastinya memberikan batas-batas untuk hal-hal yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Agama menjadi pedoman hidup yang mengatur sikap kita
sebagai makhluk bermoral. Mengajarkan kita bagaimana bersikap pada diri
sendiri, sesama manusia, terhadap lingkungan, kepada Tuhan Nya, dan lain-lain.
Sangat disayangkan mengingat Indonesia merupakan negara beragama yang
berlandaskan Pancasila dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ya
begitulah sedikit ulasan saya mengenai topik ini. Sebenarnya masih banyak
karakteristik yang lain. Tapi sisanya bisa kita pahami sendiri. Semoga kita
dapat memperbaiki moral masing-masing ke depannya. Ambil sisi positif dalam
setiap hal dan tinggalkan sisi negatif agar hidup lebih baik dan bermakna.
Salam^^
0 komentar:
Posting Komentar