Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral,
politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia
serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Seorang individualis
akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang intervensi
dari masyarakat, negara dan setiap badan atau kelompok atas
pilihan pribadi mereka. Oleh itu, individualisme melawan segala pendapat yang
menempatkan tujuan suatu kelompok sebagai lebih penting dari tujuan seseorang
individu yang dengan sendiri adalah dasar kepada setiap badan masyarakat.
Pendapat-pendapat yang di tentang termasuk holisme, kolektivisme
dan statisme, antara
lain. Filsafat ini juga kurang senang dengan segala standar moral yang berlaku
ke atas seseorang karena peraturan-peraturan itu menghalangi kebebasan
seseorang.
Sekarang
ini sikap individualisme telah menjangkit pada jiwa bangsa Indonesia terutama
masyarakat perkotaan. Di kehidupan perkotaan terjadi kesenjangan sosial yang
sangat jauh jarak perbedaannya, sehingga terjadi banyak dikotomi-dikotomi di
sendi-sendi masyarakat sosial perkotaan. Nilai-nilai kebersamaan dikehidupan
perkotaan telah tergerus oleh virus individualisme. Individualisme membuat bangsa
ini lupa akan budaya leluhur yang mengutamakan “Gotong Royong dan berazaskan
kekeluargaan”.
Memang benar individualisme tidak selamanya bersifat buruk. Pada hakikatnya disamping menjadi makhluk sosial, manusia adalah makhluk individu. Makhluk yang bebas dan merdeka, memiliki ego dan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Manusia berjuang untuk meraih kebahagiaan untuk terus melanjutkan hidupnya. Dengan individualisme manusia bisa hidup mandiri tanpa merepotkan orang lain
Namun, manusia juga tidak akan bisa hidup tanpa orang lain. manusia perlu bantuan dari orang lain. Individu memang diperlukan dalam dunia ini, namun dalam kehidupan bermasyarakat sikap itu haruslah dihilangkan.
Memang benar individualisme tidak selamanya bersifat buruk. Pada hakikatnya disamping menjadi makhluk sosial, manusia adalah makhluk individu. Makhluk yang bebas dan merdeka, memiliki ego dan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Manusia berjuang untuk meraih kebahagiaan untuk terus melanjutkan hidupnya. Dengan individualisme manusia bisa hidup mandiri tanpa merepotkan orang lain
Namun, manusia juga tidak akan bisa hidup tanpa orang lain. manusia perlu bantuan dari orang lain. Individu memang diperlukan dalam dunia ini, namun dalam kehidupan bermasyarakat sikap itu haruslah dihilangkan.
Ditambah
lagi dengan adanya pengaruh globalisasi juga membuat
seseorang cenderung memiliki dunia nya sendiri, sebagaimana yang kita tahu
bahwa zaman modern di abad ini, teknologi telah maju pesat, dunia seolah dalam
genggaman, dengan berbagai teknologi yang ada manusia tidak perlu bersusah
susah membuang tenaga, efisien dan menghemat waktu, namun di balik itu tanpa
disadari perkembangan teknologi itu justru dapat
membuat seseorang menjadi tidak memerlukan orang lain.
Individualisme terjadi karena kesenjangan sosial yang
semakin di perburuk dengan kondisi ekonomi sebuah negara yang sudah semakin
sulit untuk menopang kehidupan seluruh bangsa sehingga akhirnya setiap individu
dalam masyarakat berusaha dengan susah payah untuk mempertahankan kehidupan
masing - masing. Dengan demikian, setiap individu tersebut lebih sibuk dengan
urusan masing - masing dan menggeser nilai - nilai kesatuan dalam berbangsa dan
bernegara. Dengan kata lain, individualisme adalah sebuah penyebab utama
disintegerasi dalam sebuah daerah dan sebuah bangsa. Jika demikian, masalah
sebuah negara tidak akan pernah terselesaikan jika di dalam negara itu sendiri,
dalam bangsa itu sendiri terdapat perpecahan yang berawal dari individualisme
dan hilangnya kepedulian untuk menciptakan kemakmuran bersama yang bukan hanya
untuk tingkat individu dalam masyarakat.
Tipe Pelaku Individualistis adalah orang-orang yang yakin akan diri sendiri dan
sangat mandiri. Mereka orang-orang yang pendiam dan realistis, sangat rasional,
dan sangat tegas. Mereka memelihara individualisme mereka dan senang menerapkan
kemampuan mereka pada tugas-tugas baru. Namun mereka juga adalah orang-orang
yang sangat spontan dan impulsif yang suka mengikuti inspirasi
sekonyong-konyong mereka. Tipe Pelaku Individualistis adalah para pemerhati
yang baik dan tajam yang menyerap segala sesuatu yang terjadi di sekitar
mereka. Mereka tidak terlalu menyukai kewajiban; namun jika Anda memberi mereka
ruang, mereka adalah orang-orang yang sesungguhnya tidak rumit, mudah bergaul,
dan periang.
Satu
hal yang perlu diketahui bahwa seorang individualis tidak pernah cocok bekerja
dalam tim, tapi bukan berarti mereka tidak cocok menjadi bawahan atau bahkan
pemimpin. Faktanya mereka biasa melakukan segala sesuatunya sendiri dan sangat
yakin dengan hasil kerja mereka. Ketika ada orang lain yang ditugaskan untuk
membantu mereka, para individualis ini cenderung menganggapnya sebagai
‘penghalang’ saja.
Sebagai
bawahan, pemimpin akan mendapatkan kinerja yang sangat optimal dari seorang
individu. Dan sebagai seorang pemimpin, bawahan akan mendapatkan seorang
pemimpin yang berapi-api yang senantiasa mengarahkan bawahannya untuk mencapai
‘kesempurnaan’ dalam bekerja.
Kekurangan
- Memiliki interaksi sosial yang rendah di lingkungan kerja
- Cenderung tertutup
- Melihat dunia dari sudut pandang mereka sendiri.
- Melakukan segala sesuatunya seolah seperti apa yang mereka inginkan
- Tidak cocok untuk bekerja dalam tim
- Menganggap mereka yang membantunya sebagai penghalang/penghambat kerjanya.
Kelebihan
- Memiliki tingkat percaya diri yang tinggi
- Memiliki standar kerja yang tinggi
- Yakin akan kemampuan yang dimilikinya
- Mencari kesempurnaan dalam bekerja
Data tentang individualisme di Indonesia
memang belum ada. Akan tetapi, dari survey di negara-negara Asia yang lain
menggambarkan, bahwa individualisme mulai melanda negara-negara Asia, di mana
sebelumnya tidak pernah terjadi seperti itu. Salah satunya, survey yang
dilakukan di Korea oleh LG Economic Research Institute pada bulan Juni yang
lalu terhadap 1.800 orang partisipan, didapatkan, bahwa 36,4% responden
memprioritaskan individualitas ketimbang organisasi/komunitas, 36,8% mengatakan
mereka tidak setuju apabila tindakan atau aksi yang dilakukan untuk publik
harus memberi batasan atau melanggar hak pribadi seseorang.
Sumber:
- Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat
- Sosiologi Perkotaan, Hans-Dieter evers
- http://intanathan.blogspot.co.id/2012/09/makalahsosiologi-individualismeperkotaa.html
- http://www.kompasiana.com/farisgibran/individualisme_55002996a333111e7350fd3e
- http://tentang-semua.blogspot.co.id/2011/10/sikap-individu-dalam-kelompok.html
0 komentar:
Posting Komentar